Galaksi



Galaksi adalah sebuah sistem masif yang terikat gaya gravitasi yang terdiri atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang hitam), gas dan debu medium antarbintang, dan materi gelap–komponen yang penting namun belum begitu dimengerti.[1][2] Kata galaksi berasal dari bahasa Yunani galaxias (γαλαξίας), yang berarti "seperti susu," yang merujuk pada galaksi Bima Sakti (bahasa InggrisMilky Way [jalan susu]). Galaksi yang ada berkisar dari galaksi katai dengan hanya sepuluh juta (107) bintang[3] hingga galaksi raksasa dengan seratus triliun (1014) bintang,[4] yang semuanya mengorbit pada pusat massa galaksi masing-masing. Matahari adalah salah satu bintang dalam galaksi Bima Saktitata surya termasuk bumi dan semua benda yang mengorbit Matahari.
Tiap galaksi memiliki jumlah sistem bintang dan gugus bintang yang beragam, demikian juga jenis awan antarbintangnya. Di antara galaksi-galaksi ini tersebar medium antarbintang berupa gas, debu, dan sinar kosmisLubang hitam supermasif terdapat di pusat sebagian besar galaksi. Diperkirakan lubang hitam supermasif inilah penyebab utama inti galaksi aktif yang ditemukan pada sebagian galaksi. Galaksi Bima Sakti diketahui memiliki setidaknya satu lubang hitam supermasif.[5]
Secara historis galaksi dikelompokkan berdasarkan bentuk terlihatnya atau biasa disebut morfologi visualnya. Bentuk yang umum adalah galaksi eliptis,[6] yang memiliki profil cahaya berbentuk elips. Galaksi spiral adalah galaksi berbentuk cakram dengan lengan galaksi yang melengkunng dan berisi debu. Galaksi dengan bentuk yang tak beraturan atau tidak biasa disebut galaksi tak beraturan dan biasanya disebabkan karena gangguan oleh tarikan gravitasi galaksi tetangga. Interaksi yang demikian antara galaksi-galaksi yang berdekatan dapat menyebabkan penggabungan, yang terkadang meningkatkan jumlah pembentukan bintang hingga menghasilkan galaksi starburst.[7]
Kemungkinan terdapat lebih dari 170 miliar (1,7 × 1011) galaksi dalam alam semesta teramati.[8] Sebagian besar berdiameter 1000 hingga 100.000 parsec[9] dan biasanya dipisahkan oleh jarak beberapa juta parsec (atau megaparsec).[10] Ruang antargalaksi diisi oleh gas tipis dengan kerapatan massa kurang dari satu atom per meter kubik. Sebagian besar galaksi diorganisasikan ke dalam sebuah hierarki himpunan yang disebut kelompok dan gugus, yang pada gilirannya membentuk himpunan yang lebih besar yang disebut gugus raksasa. Dalam skala terbesar himpunan-himpunan ini umumnya tersusun dalam lapisan dan untaian yang dikelilingi oleh kehampaan yang sangat luas.[11]
Meskipun belum dipahami secara menyeluruh, materi gelap kemungkinan menyusun sekitar 90% dari massa sebagian besar galaksi.[butuh rujukan] Data pengamatan menunjukkan lubang hitam supermasif kemungkinan ada di pusat dari banyak (kalau tidak semua) galaksi.

Sumber: Wikipedia

Pengertian Membaca Intensif dan Ekstensif




Membaca intensif (Inggris: intensive reading) adalah studi seksama,telaah teliti,dan penanganan terperinci yang dilakukan pembaca terhadap suatu bacaan yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman.Yang termasuk dalam kelompok membaca intensif ini ialah: membaca telaah isi (content study reading) membaca telaah bahasa (linguistic study reading).

Membaca ekstensif adalah kegiatan membaca dengan jangkauan luas untuk menemukan gaagasan pokok teks bacaan. Untuk menemukan gagasan pokok dari artikel dan buku diperlukan cara yang efektif dan tepat dalam membaca.
  
Membaca Telaah Isi

Membaca telaah isi dapat kita bagi atas:
  • Membaca teliti
  • Membaca pemahaman
  • Membaca kritis
  • Membaca ide
 Membaca Telaah Bahasa

Membaca telaah bahasa merupakan kegiatan membaca yang dilakukan untuk mengetahui bahasa-bahasa yang digunakan oleh penulis dalam menyampaikan suatu gagasan. Bahasa yang digunakan penulis dapat bervariasi, bisa melalui sarana-sarana sastra, dan simbol tertentu.


Membaca Teliti

Membaca teliti adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara teliti untuk dapat memahami, menilai, serta mengevaluasi suatu informasi tertentu dalam media tulisan. Kegiatan membaca ini memerlukan proses yang bertahap, dan dilakukan dalam waktu yang lumayan lama.[1]

Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami:
  • Standar-standar atau norma-norma kesastraan (literatery standards)
  • Resensi kritis (critical review)
  • Drama tulis (printed drama)
  • Pola-pola fiksi (pattern of fiction)

Membaca Kritis

Membaca kritis atau critical reading adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana,penuh tenggang hati,mendalam,evaluatif,serta analitis,dan bukan hanya mencari kesalahan.Aspek yang perlu diperhatikan antara lain :
  • Memahami maksud penulis
  • Memahami organisasi dasar tulisan
  • Dapat menilai penyajian penulis/pengarang
  • Dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-hari

Membaca Ide

Membaca ide adalah kegiatan membaca yang bertujuan untuk menemukan ide atau gagasan utama yang hendak disampaikan penulis.Kegiatan ini dilakukan dengan proses resepsi dan pemahaman yang mendalam.

PERADABAN ISLAM DI INDONESIA



PENDAHULUAN

 Peradaban islam ada sejak zaman Rasullah SAW. Sampai kepada abad ke 12 M. Telah berhasil  membangun beradaban-peradaban baru di dunia islam. Peradaban islam di masa lampau belumlah banyak mengarugi lautan, hal ini dikarenakan taraf kemampuan manusia pada saat itu belum mampu berpikir bagaimana membuat alat yang dapat dipakai mengarungi lautan. Namun setelah manusia mampu menciptakan alat untuk mengarung lautan peradaban manusia  pun berkembang  dan  semakin maju.         
Begitupula dengan peradaban yang ada di indonesia sejak lama sampai sekarang mengalami perubahan yang besar. Perubahan  manusia semakain maju dengan demikian terjadilah hubungan antar wilayah bahkan antar negara, merekapun mengadakan hubungan persahabatan dan kerja sama dan perdagangan untuk saling membantu  dalam berbagai keperluan hidup ini. Indonesia yang dikenal sebagai sebagai penghasil rempah-rempah dan bumi indonesia sangat subur sehinggga mengundang para pedagang  dari berbagai negara untuk datang ke indonesia melakukan kerjasama, dalam hal ini terjadilah proses penyebaran agama islam di indonesia.
Masuknya islam di indonesia dibah oleh para saudagar baik yang dari mekkah india maupun persia. Dengan demikian kehidupan indonesia atau agama islam yang ada di indonesia mempunyai kemiripan dengan agama islam yang ada di mekkah maupun india baik dari corak kebudayaan maupun mazhab yang berkembang di indonesia. Disamping itu bangsa indonesia juga dilatar belakangi oleh  politik dan ekonomi  sriwijaya  yang mengalami kemunduran. Dengan kemunduran sriwijaya dimanfaatkan pula oleh para pedagang  muslim untuk mendapatkan keuntungan politik dan perdagangannya.
PEMBAHASAN
A.    TEORI KEDATANGAN ISLAM DI INDONESIA
Ada tiga teori yang membicarakan tentang datangnya islam di indonesia. Ketiga teori ini memberikan jawaban atas permasalahan tentang masuknya Islam ke Nusantara.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan teori di atas disini akan dibahas secara sederhana sebagi berikut.
a.       Teori Gujarat
Teori ini dinamakan teori Gujarat bertolak dari pandangan teori yang mengatakan asal Negara yang membawa Agama Islam ke Nusantara adalah dari Gujarat. Adapun pelatak teori ini adalah Snouk Hurgronje lebih menitik beratkan pandangannya ke Gujarat berdasarkan: pertama, kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa arab dalam penyebaran agama islam ke nusantara. Kedua, hubungan dagang Indonesia-India telah lama terjalin. Ketiga, inskripsi tertua  tentang Islam yang terdapat di sumatra memberikan gambaran hubungan antara sumatra dan Gujarat.
Sejalan dengan pendapat di atas ini, W.F. Stutterheim, mengatakan masuknya Islam ke Nusantara pada abad ke-13. Pendapatnya juga didasarkan pada bukti batu nisan sultan pertama dari kerajaan samudra, yakni Malik Al-Shaleh yang wafat pada 1297. Selanjutnya ditambahkan tentang asal Negara yang mempengaruhi masuknya Agama Islam ke Nusantara adalah Gujarat. Dengan alasan Islam disebarkan melalui jalan dagang antar Indonesia-cambay (Gujarat) Timur Tenggah-Eropa.
Perkembangan perkampungan Arab mulai berkembang hal ini mempengaruhi pula perkembangan Arab yang terdapat di sepanjang jalan perdangangan di Asia Tenggara. Dari keteranga J.C. Van ini masuknya islam ke Nusantara tidak terjadi pada abad ke-13 melainkan telah terjadi pada abad ke-7. Sedangkan abad ke-13 merupakan saat perkembangan Islam.[1]
Peranan Gujarat sebagai pusat perdagangan Internasional, terutama sejak 1294 sebagai penyebaran Islam, telah mendapat perhatian dari Schrieke dalam Indonesia Sosiological studies. Ia menjelaskan berdasarkan keterangan laporan Marco Polo, karena Marco Polo tidak berkunjung ke Gujarat. Tetapi mempertimbangkan hasil laporan sanudo. Selanjutnya Schrieke memberikan gambaran tentang saling ketergantungan antara malaka dengan cambay dan sebaliknya. Schrieke mengambarkan tentang peranan Gujarat sebagai pusat perdagangan yang mempunyai kaitan yang erat antara Indonesia dan India.
b.      Teori Makkah
Dalam teori ini Hamka lebih mendasarkan pandangannya pada peranan bangsa Arab sebagai pembawa Agama Islam ke Indonesia. Gujarat dinyatakan sebagai  tempat singgah semata, dan makkah sebagi pusat, atau Mesir sebagai pengambilan ajaran Islam. Ia menambahkan pengamatan pada masalah manzhab Syafi’i, sebagai mazhab yang istimewa di Makkah dan mempunyai pengaruh yang besar di Indonesia. Tetapi titik analsisnya pada permasalahan perdagangan yang dibaca adalah barang yang didagang  dan jalan perdagangannya. Sebaliknya penglihatan penelitian hamka lebih tajam sampai permasalahan mazhab yang menjadi bagian laporan kunjungan Ibnu Battutah ke Nusantara.
Guna dapat mengetahui lebih lanjut mengenai pendapat waktu masuknya Islam di Nusantara pada abad ke-7, perlu penjelasan tentang peranan bangsa Arab dalam perdagangan di Asia  yang dimulai sejak abad ke-2 SM. Peranan ini tidak dibicarakan oleh penganut teori Gujarat. Tinjauan tentang teori Gujarat mengharuskan peranan bangsa Arab dalam perdagangan dan kekuasaan di lautan, yang telah lama mengenal samudera Indonesia daripada bangsa-bangsa lainnya.
Informasi sejarah menjelaskan bahwa bangsa Arab telah sampai ke Ceylon pada abad ke-2 SM. Memang tidak dijelaskan lebih lanjut tentang sampainya ke Indonesia. Tetapi bila kita hubungkan dengan penjelasan kepustakaan Arab Kuno yang menyebutkan Al-Hind yang berarti India dan pulau-pulau yang sebelah timurnya sampai ke Cina, dan Indonesia pun disebut sebagai pulau-pulau Cina, besar kemungkinan pada abad ke-2 SM bangsa Arab telah sampai ke Indonesia hanya penyebutnya sebagia pulau-pulau Cina atau Al-Hind.[2]
Bila memang telah ada antara hubungan bangsa Arab dengan Indonesia sejak abad ke-2 SM, Maka bangsa Arab merupakan bangsa Asing yang pertama datang ke nusantara. Berdasarkan keterangan yang dikemukakan oleh D.H. Burger dan Prajudi Atmosudirdjo, bangsa dan Cina baru mengadakan hubungan dengan Indonesia pada abad ke-1 M. Sedangkan hubungan Arab dan Cina terjadi jauh lebih lama, melalui jalan darat menggunakan kapal sahara jalan darat ini sering disebut sebagai jalan sutera, berlangsung sejak 500 SM.
Timbulnya perkampungan Arab baik dipantai barat Sumatra ataupun di Asia Tenggara dan kanton, di tunjang oleh kekuatan laut Arab. Fakta ini memberikan bukti telah terjadi hubungan Indonesia Arab jauh sebelum abad ke-13.[3] Apakah target pengaruh informasi yang bersifat Hindu sentris terhadap kalangan intelektual Indonesia yang berpendidikan belanda, menampakkan kecintaan terhadap sejarah pra-Islam Indonesia.
Masuknya Agama Islam ke Nusantara terjadi pada abad pertama hijriah atau abad ke-7 M. Pelaku bembawa Agama Islam adalah Saudagar Arab, diikuti oleh Persia dan Gujarat, mereka bukanlah anggota misi, meski pada hakekatnya setiap orang islam mempunyai kewjiban misi.
c.       Teori Persia
Fokus teori ini menjelaskan tentang masuknya Islam ke nusantara berbeda dengan teori gujarat dan teori makkah, sekalipun mempunyai persamaan tentang gujaratnya, serta mazhab Syafi’i-nya. Teori persia lebih menjelaskan tentang kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan mempunyai kesamaan dengan persia. Dan adapun kesamaan tentang budaya kita dapat melihat antara lain.
1.      Peringatan hari muharram atau Asyura sebagai hari peringatan Syiah atas kematian syahidnya husain.
2.      Adanya kesamaan ajaran antara ajaran Syaikh siti Jenar dengan ajaran sufi iran Al-Hallaj.
3.      Nisan pada makam malikus saleh dan makam malik ibrahim di gersik di pesan dari gujarat. Dalam hal ini teori persia mempunyai kesamaan mutlak dengan teori gujarat. Tetapi berbeda dengan pandangan G.E Morrison.
4.      Pengakuan umat islam di indonesia terhadap mazhab Syafi’i sebagai mazhab yang paling utama.
Menjawab teori Persia diatas, K.H. saifuddin Zuhri sebagai salah seorang peserta seminar(1963), menyatakan sukar untuk mendapat tentang kedatangan Islam ke Nusantara berasal dari Persia. Alasan yang dikemukakan oleh K.H. Saifuddin Zuhri, bila kita berpedoman kepada masuknya Agama Islam ke Nusantara pada abad ke-7, hal ini terjadi pada masa kekuasaan Khalifah Ummayah. Saat itu kepemimpinan Islam di bidang Politik, Ekonomi dan Kebudayaan berada di tangan Bangsa Arab, sedangkan pusat pergerakan Islam berkisar di Makkah, Madinah, Damaskus, dan Bagdad, jadi belum mungkin Persia menduduki kepemimpinan Dunia Islam.
Dari uraian di atas dapat kita lihat perbedaan dan persamaan ketiga teori Gujarat, Makkah, dan persia sebagai berikut:
Antara teori Gujarat dan Persia terdapat kesamaan pandangan mengenai masuknya Agama Islam ke Nusantara yang berasal Gujarat.  Perbedaannya terletak pada teori Gujarat yang melihat ajaran Islam mempunyai kesamaan dengan ajaran Mistik India, sedangakan teori Persia memandang adanya kesamaan antara sufi di Indonesia dengan Persia, dan menjadi tempat singgah ajaran Syi’ah ke Indonesia.
Dalam hal memandang Gujarat sebagai tempat singgah bukan pusat, sependapat dengan teori Makkah. Tetapi teori MAKKAH memandang Gujarat sebagai tempat singgah perjalanan laut antara Indonesia dengan timur Tenggah, sedangkan ajaran Islam di ambilnya dari Makkah atau Mesir.
Teori Gujarat tidak melihat adanya peran Arab dalam perdagangan, ataupun dalam penyebaran Agama Islam di Indonesia. Teori ini lebih melihat peranan pedagang India yang beragama Islam daripada bangsa Arab yang membawa ajaran asli. Oleh karena itu, bertolak dari inskripsi tertua dan laporan perjalanan Marko Polo ditetapkan daerah Islam yang pertama di Nusantara adalah Samudra Pasai, dan waktunya pada abad ke- 13. Sebaliknya teori Mekkah, tidak dapat menerima pada abad ke -13 sebagai saat masuknya karena dianggap saat- saat perkembangan Islam di Nusantara, dan saat itulah berdiri kekuasaan Islam. Sedangkan masuknya agama Islam ke Nusantara pada abad ke- 7, 200 tahun sebelum dibangunnya candi Budha Borobudur dan 500 tahun sebelum berdirinya kerajaan Majapahit. Dasar penentuan waktunya bertolak dari berita Dinasti Tang.
Sekalipun teori Persia  juga membicarakan masalah pengaruh Mazhab Imam Syafi’i di Indonesia tetapi juga dijadikan sebagai argumen besarnya pengaruh India atas Indonesia. Pandangan teori Persia dalam melihat mazhab Syafi’i merupakan pengaruh mazhab Syafi’i yang berkembang kuat di Malabar. Dari Malabar inilah mazhab Syafi’i dibawa oleh pedagang India Islam ke Indonesia. Jadi teori Persia tidak melanjutkan hubungan mazhab Syafi’i Indonesia dengan pusatnya, yakni Mekkah dan Mesir.
Walaupun dalam ketiga teori ini tidak  terdapat titik temu, namun mempunyai persamaan pandangan yakni Islam sebagai Agama yang berkembang di Nusantara melalui jalan damai dan Islam tidak mengenal adanya misi sebagaimana yang dijalankan oleh kalangan Kristen dan Katolik.
B.     SEJARAH AWAL MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA
Mengenai perdagangan dan para pedagang dalam mengislamkan indonesia, dimana pengaruh dan penyebaran islam efektif sekali. Hal ini disebabkan karena banyak orang yang begitu saja tertarik untuk mmemeluk agama islam sebelum mempelajari syariat agama secara terperinci.
Sejak awal abad masehi, sudah ada rute- rute pelayaran dan perjalanan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai wilayah di daratan Asia Tenggara. Di wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa konu merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian. Pedagang- pedagang muslim asal Arab, Persia dan India juga ada yang sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke -7 M, ketika Islam pertama kali berkembang di Timur Tengah.
Pedagang-pedagang muslim asal Arab, Persia dan India juga ada yang sampai kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke 7 M (abad 1 hijriah), ketika Islam pertama kali perkembang di timur tenggah. Hubungan perdagangan ini menjadi hubungan penyebaran Islam di Indonesia.
Sejak abad pertama nusantara yang menghasilkan komuditi penghasil rempah-rempah dan banyak disukai di eropa(romawi) masa itu menyebabkan pedagang-pedagang arab singgah dipantai barat sumatra dan selat malaka yang menghubungkan imperium timur. Pedagang Arab sudah menjadi pengatur jalur perdagangan barat-timur.
a.       Islam Masuk ke Indonesia
Paling tidak ada dua pendapat mengenai masuknya islam di indonesia. Pertama pendapat lama, yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abat ke-13 M. Pendapat ini dikemukakan oleh para sarjana, antara lain N.H.Krom dan Van Den Berg. Kemudian pendat pertama mendapat sanggahan dan bantahan. Kedua pendapat baru yang menyatakan bahwa islam masuk ke indonesia pada abad ke-7 atau abad 1 hijriah pendapat baru ini dikemukakan oleh H. Agus Salim, M. Zainil Arifin Abbas, hamka, dll.
Menurut seminar masuknya Islam di Indonesia di medan tahun 1963, Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 M.
Seminar masuknya Islam di Indonesia tersebut menghasilkan keputusan sebagai berikut
1.      Menurut sumber-sumber yang kita ketahui, Islam untuk pertama kalinya telah masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriah(abad ke-7) langsung dari Arab.
2.      Daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir Sumatra, dan bahwa setelah terbentuknya masyarakat Islam, maka Raja Islam yang pertama berada di Aceh.
3.      Dalam proses pengislaman selanjutnya, orang-orang Indonesia aktif mengambil bagian.
4.      Mubaligh-mubaligh Islam yang pertama-tama itu sebagai penyiar Islam juga sebagai saudagar.
5.      Penyiaran Islam di Indonesia dilakukan denga cara damai.
6.      Kedatangan Islam di Indonesia, membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia.[4]
Pendapat senada tentang masuknya Islam di Indonesia dikemukakan oleh Thomas W. Arnold dalam the preaching Islam, ia mengatakat, “mungkin Agama ini telah dibawa kemari oleh pedagang-pedagang Arab sejak abad-abad pertama hijriah, lama sebelum kita memiliki catatan  ssejarah dimana sebenarnya pengaruh mereka telah mulai terasa.
Menurut literatur kuno tiongkok, sekitar tahun 625 M telah ada sebuah perkampungan arab Islam di pesisr pantai sumatra. Jadi hanya 9 tahun sejak rasulullah saw memproklamirkan dakwah Islam secara terbuka, di pesisir pantai sumatra sudah terdapat sebuah perkampungan Islam. Akat tetapi, pada priode ini islam belum berkembang secara menyeluruh dan hanya beberapa wilayah yang sudah memeluk Islam, misalnya sebagian sumatra dan sebagian pantai utara jawa.
Adapun perkembangan selanjutnya, Islam berkembang secara lebih besar pada abad ke 12 M. Menurut para sejarawan Islam masuk ke Indonesia melalui beberapa jalur, sehingga dengan cepat dapat diterima oleh masyrakat Indonesia.
Jalur-jalur yang dilakukan oleh para penyebar Islam yang mula-mula di Indonesia adalah sebagai berikut:
1.      Melalui Jalur Perdagangan
Pada taraf permulaan, saluran Islamisasi adalah perdangan. Islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan. Mereka yang melalukan dakwah islam, sekaligus menjadi pedagang.
2.      Melalui jalur perkawinan
Dengan melalui jalur perkawinan, para menyebar Islam melakukan perkawinan dengan penduduk pribumi. Melalaui jalur perkawianan mereka telah menanamkan cikal bakal kader-kader Islam.
3.      Melaui jalur tasawuf
Para penyebar Islam juga terkenal sebagai pengajar-pengajar tasawuf. Oleh karena itu, penyebaran Islam kepada masyarakat Indonesia melalui jalur tasawuf atau mistik ini mudah diterima karena sesuai dengan alam pikiran masyarakat indonesia. Misalnya, menggunakan Ilmu-ilmu riyadhat dan kesaktian dalam proses penyebaran Islam kepada penduduk setempat.
4.      Melalui jalur pendidikan
Dalam Islamisasi di Indonesia ini, juga dilakukan melalui jalur pendidikan seperti pesantren, surau, masjid dan lain-lain yang dilakukan oleh guru-guru Agama, Kyai dan Ulama.
5.      Melalui jalur kesenian
Para penyebar Islam juga menggunakan kesenian dalam rangka penyebaran Islam, antara lain dengan wayang, sastra, dan berbagai kesenian lainnya.
6.      Melalui jalur politik
Para penyebar Islam juga menggunakan pendekatan politik dalam penyebaran Islam. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di indonesia. Demi kepentingan  politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non-Islam. Kemenangan-kemenangan secara politik banyak menarik penduduk kerajaan yang bukan Islam memeluk Islam.
C.     AGAMA DAN KEKUATAN POLITIK MASA KOLONIALISME
Sebelum Islam datang, di Indonesia telah berkuasa kerajaan Hindu dan Budha. Pada abad ke-7, Islam telah menyebar luas di Indonesia, karena peranan budha masih memegang peranan dikerajaan Sriwiajaya, terutama dalam Politik dan sosial budaya.[5]
Masuknya islam didaerah di Indonesia tidak bersamaan, disamping itu, keadaan politik dan sosial budaya daerah ketika didatangi Islam juga berlainan. Datangnya oarang-orang Islam ke daerah-daerah yang baru disinggahi sama sekali belum memperhatikan dampak-dampak politik, karena awalnya mereka datang hanya untuk pelayan dan perdagangan.[6] Pada abad ke-13, kerajaan memasuki masa kemunduran, dalam hal ini pedagang-pedagang muslim memanfaatkan politiknya dengan mendukung daerah-daerah yang muncul  dan menyatakan diri sebagai kerajaan Islam.
Islam sebagai Agama yang memberikan corak kultur bangsa Indonesia dan sebagai kekuatan politik yang menguasai stuktur pemerintahan sebelum datangnya belanda dapat dilihat dari munculnya kkerajaan-kerajaan islam di nusantara ini, antara lain di sumatra, jawa, kalimatan dan sulawesi.
a.       Islam di Sumatra
Ada tiga kerajaan yang terkenal disumatra yang telah memosisikan Islam sebagai Agama dan sebagai kekuatan politik yang mewarnai corak budayanya, yaitu Perlak, Pasai, dan Aceh. Pada abad ke-8, sumatra terbagi dalam delapan kerajaan besar yang semuannya menyembah berhala, kecuali satu kerajaan yang berpegang pada Islam yaitu kerajaan perlak. Sistem pemerintahan yang diterapkan oleh kerajaan perlak pada dasarnya mengikuti sistem pemerintahan yang dilaksanakan oleh Daulah Abbasiyah, yaitu kepala pemerintahan dipegang oleh sultan dengan dibantu oleh beberapa wazir. Kerajaan samudra Pasai, kerajaan ini ditaklukkan oleh penjajah portigis krisdani dengan memperakarsi negara Islam bersatu, yaitu menyatukan tenaga politik Islam di dalam sebuah negara yang kuat dan berdaulat yang diberi nama Aceh besar.
b.      Islam di Jawa
penyebar Islam pertama di Jawa adalah para Wali Songo, meraka tidak hanya berkuasa dalam bidang agama tetapi juga dalam bidang sosial dan politik. Dalam percaturan politik Islam mulai memosisikan diri ketika melemahnya kerajaan majapahit yang memberi peluang kepada penguasa Islam di pesisir untuk membagun pusat-pusat kekuasaan yang independen.
Di samping kekuatan politik Islam yang memberi konstribusi besar terhadap perkembangannya, Islam juga hidup dimasyarakat dapat memberi dorongan kepada penguasa non muslim untuk memelukknya. Dengan kata lain, para bupati telah menjadikan Agama Islam sebagai instrumen politik untuk memperkuat kedudukannya.
c.       Islam di Kalimatan, Maluku, dan Sulawesi
Pada awal abad ke 16, Islam masuk ke kalimantan selatan, yaitu di kerajaan daha yang beragama hindu. Berkat bantuan sultan demak raja daha dan rakyatnya masuk Islam sehingga berdirilah kerajaan Islam banjar, dengan raja pertamanya adalah pangeran samudera yang diberi gelar pangeran Suryanullah atau Suriansah, daerah-daerah sekitarnya mengakui kekuasaannya. Pada abad ke-10/11 di maluku sudah ramai oleh perniagaan rempah-rempah, terutama cengkeh dan pala yang dilakukan oleh pedagang Arab dan Persia.  Pada saat ini telah terhadi sentuhan pedagang Muslim dengan rakyat Maluku yang membentuk komunitas Islam.  Dengan besarnya gelombang perdagangan muslim atas ajakan datu maulana Husain, para raja di ternate menerima Islam sebagai Agama. Di Sulawesi, Raja Gowa-tallo memeluk Islam atas ajakan Datuk Rianang ai diberi gelar sultan Aluddin di talo raja l Malingkoan daeng nyonri kareng katangka pada tahun yag sama masuk Islam dengan gelar sultan Abdullah awal Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiah ll,(Jakarata: PT Raja Grafindo
Persada, 2006).
Supriadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam,(Bandung: CV Pustaka Setia).
Munir Amin, Samsul. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: AMZAH, 2009).
Thohir, Ajid. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Melacak Akar-Akar
Sejarah, Soaial, Politik, dan Budaya Umat Islam, (Jakarata: PT. Raja Grafindo Persada, 2004).
Syukur, Fatah. Sejarah Peradaban Islam,(Semrang: PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2009).
 http://zubada.blogspot.co.id

Pengertian Pupuh dan Contohnya


Pupuh téh nyaéta wangun puisi lisan tradisional Sunda (atawa, mun di Jawa, katelah ogé macapat) nu tangtu pola (jumlah engang jeung sora) kalimahna. Nalika can pati wanoh kana wangun puisi/sastra modérn, pupuh ilahar dipaké dina ngawangun wawacan atawa dangding, luyu jeung watek masing-masing pupuh nu ngawakilan kaayaan kajadian nu keur dicaritakeun. Pupuh téh kauger ku guru wilangan jeung guru lagu. Guru wilangan nyaéta patokan jumlah padalisan dina unggal pada sarta lobana engang dina unggal padalisan, sedengkeun guru lagu nyaéta patokan sora vokal dina tungtung unggal padalisan atawa dang-ding-dung-na sora vokal dina engang panungtung.


Macam-macam pupuh

Pupuh aya tujuh welas rupa:
  • Asmarandana, ngagambarkeun rasa kabirahian, deudeuh asih, nyaah.
  • Balakbak, ngagambarkeun heureuy atawa banyol.
  • Dangdanggula, ngagambarkeun katengtreman, kawaasan, kaagungan, jeung kagumbiraan.
  • Durma, ngagambarkeun rasa ambek, gedé haté, atawa sumanget.
  • Gambuh, ngagambarkeun kasedih, kasusah, atawa kanyeri.
  • Gurisa, ngagambarkeun jelema nu ngalamun atawa malaweung.
  • Jurudemung, ngagambarkeun nu bingung, susah ku pilakueun.
  • Kinanti, ngagambarkeun nu keur kesel nungguan, deudeupeun, atawa kanyaah.
  • Lambang, ngagambarkeun nu resep banyol tapi banyol nu aya pikiraneunana.
  • Magatru, ngagambarkeun nu sedih, handeueul ku kalakuan sorangan, mapatahan.
  • Maskumambang, ngagambarkeun kanalangsaan, sedih bari ngenes haté.
  • Mijil, ngagambarkeun kasedih tapi bari gedé harepan.
  • Pangkur, ngagambarkeun rasa ambek nu kapegung, nyanghareupan tugas nu beurat.
  • Pucung, ngagambarkeun rasa ambek ka diri sorangan, atawa keuheul ku lantaran teu panuju haté.
  • Sinom, ngagambarkeun kagumbiraan, kadeudeuh.
  • Wirangrong, ngagambarkeun nu kawiwirangan, éra ku polah sorangan.
  • Ladrang, ngagambarkeun nu resep banyol bari nyindiran.
Aya nu kaasup sekar ageung (wanda laguna rupa-rupa) nyaéta Kinanti, Sinom, Asmarandana, jeung Dangdanggula (mindeng disingget jadi KSAD), sarta sekar alit (wanda laguna ngan sarupa) nyaéta Balakbak, Durma, Gambuh, Gurisa, Jurudemung, Lambang, Ladrang, Magatru, Maskumambang, Mijil, Pangkur, Pucung, jeung Wirangrong.

Sumber: Wikipedia

Globalisasi



Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya.
Meski sejumlah pihak menyatakan bahwa globalisasi berawal di era modern, beberapa pakar lainnya melacak sejarah globalisasi sampai sebelum zaman penemuan Eropa dan pelayaran ke Dunia Baru. Ada pula pakar yang mencatat terjadinya globalisasi pada milenium ketiga sebelum Masehi. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi dan budaya dunia berlangsung sangat cepat.
Istilah globalisasi makin sering digunakan sejak pertengahan tahun 1980-an dan lebih sering lagi sejak pertengahan 1990-an. Pada tahun 2000, Dana Moneter Internasional (IMF) mengidentifikasi empat aspek dasar globalisasi: perdagangan dan transaksi, pergerakan modal dan investasi, migrasi dan perpindahan manusia, dan pembebasan ilmu pengetahuan. Selain itu, tantangan-tantangan lingkungan seperti perubahan iklim, polusi air dan udara lintas perbatasan, dan pemancingan berlebihan dari lautan juga ada hubungannya dengan globalisasi. Proses globalisasi memengaruhi dan dipengaruhi oleh bisnis dan tata kerja, ekonomi, sumber daya sosial-budaya, dan lingkungan alam.


Pengertian

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Jan Aart Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
  • Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
  • Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
  • Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
  • Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
  • Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.

Teori

Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teoretis yang dapat dilihat, yaitu:
  • Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
  • Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
  • Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
  • Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
  • Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoretis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.

Sumber: Wikipedia

Pengertian Drama






 Drama merupakan genre (jenis) karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Naskah drama dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk dapat dinikmati oleh penonton. Drama memerlukan kualitas komunikasi, situasi dan aksi. Kualitas tersebut dapat dilihat dari bagaimana sebuah konflik atau masalah dapat disajikan secara utuh dan dalam pada sebuah pementasan drama.

 Pengertian

Istilah untuk drama pada masa penjajahan Belanda di Indonesia disebut dengan istilah tonil.Tonil kemudian berkembang diganti dengan istilah sandiwara oleh P.K.G Mangkunegara VII. Sandiwara berasal dari kata dalam bahasa Jawa sandi dan wara. Sandi artinya rahasia, sedangkan wara (warah) artinya pengajaran. Maka istilah sandiwara mengandung makna pengajaran yang dilakukan dengan perlambang.


Struktur

Drama merupakan sebuah karya yang memuat nilai artistik yang tinggi. Sebuah drama mengikuti struktur alur yang tertata. Struktur yang tertata akan membantu penonton menikmati sebuah drama yang dipentaskan. Struktur drama memuat babak, adegan, dialog, prolog dan epilog. Babak merupakan istilah lain dari episode. Setiap babak memuat satu keutuhan kisah kecil yang menjadi keseluruhan drama. Dengan kata lain, babak merupakan bagian dari naskah drama yang merangkum sebuah peristiwa yang terjadi di suatu tempat dengan urutan waktu tertentu.
Adegan merupakan bagian dari drama yang menunjukkan perubahan peristiwa. Perubahan peristiwa ini ditandai dengan pergantian tokoh atau setting tempat dan waktu. Misalnya, dalam adegan pertama terdapat tokoh A sedang berbicara dengan tokoh B.  Kemudian mereka berjalan ke tempat lain lalu bertemu dengan tokoh C, maka terdapat perubahan adegan di dalamnya.
Dialog merupakan bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain. Dialog adalah bagian yang paling dominan dalam drama. Dialog adalah hal yang membedakan antara drama dengan jenis karya sastra yang lain.
Prolog dan epilog merupakan bingkai dari sebuah drama. Prolog merupakan pengantar untuk masuk ke dalam sebuah drama. Isinya adalah gambaran umum mengenai drama yang akan dimainkan. Sementara epilog adalah bagian terakhir dari pementasan drama. Isinya merupakan kesimpulan dari drama yang dimainkan. Epilog biasanya memuat makna dan pesan dari drama yang dimainkan.

Sumber: Wikipedia

Demokrasi




Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Kata ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία (dēmokratía) "kekuasaan rakyat",yang terbentuk dari δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani, salah satunya Athena; kata ini merupakan antonim dari ἀριστοκρατία (aristocratie) "kekuasaan elit". Secara teoretis, kedua definisi tersebut saling bertentangan, namun kenyataannya sudah tidak jelas lagi. Sistem politik Athena Klasik, misalnya, memberikan kewarganegaraan demokratis kepada pria elit yang bebas dan tidak menyertakan budak dan wanita dalam partisipasi politik. Di semua pemerintahan demokrasi sepanjang sejarah kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap ditempati kaum elit sampai semua penduduk dewasa di sebagian besar negara demokrasi modern benar-benar bebas setelah perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19 dan 20. Kata demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari bahasa Perancis Pertengahan dan Latin Pertengahan lama.
Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang satu orang, seperti monarki, atau sekelompok kecil, seperti oligarki. Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi Yunani ini sekarang tampak ambigu karena beberapa pemerintahan kontemporer mencampur aduk elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan monarki. Karl Popper mendefinisikan demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda dengan kediktatoran atau tirani, sehingga berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para pemimpinnya dan menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan revolusi.
Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya menjelaskan cara seluruh rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi yang pertama adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga negara berpartisipasi langsung dan aktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan. Di kebanyakan negara demokrasi modern, seluruh rakyat masih merupakan satu kekuasaan berdaulat namun kekuasaan politiknya dijalankan secara tidak langsung melalui perwakilan; ini disebut demokrasi perwakilan. Konsep demokrasi perwakilan muncul dari ide-ide dan institusi yang berkembang pada Abad Pertengahan Eropa, Era Pencerahan, dan Revolusi Amerika Serikat dan Perancis.



Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli

 

Abraham Lincoln 
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Charles Costello 
Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan warga negara.
John L. Esposito 
Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Oleh karenanya, semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
Hans Kelsen 
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Di mana rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan Negara.
Sidney Hook 
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
C.F. Strong 
Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas tersebut.
Hannry B. Mayo 
Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana di mana terjadi kebebasan politik.
Merriem 
Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat; khususnya, oleh mayoritas; pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan dilakukan oleh mereka baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem perwakilan yang biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas yang diadakan secara periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat sumber otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau privelese berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan.
Samuel Huntington 
Demokrasi ada jika para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sebuah sistem dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil, jujur dan berkala dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir seluruh penduduk dewasa dapat memberikan suara.
  

Sejarah

 Kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan filsafat Yunani kuno di negara-kota Athena.[6][7] Dipimpin oleh Cleisthenes, warga Athena mendirikan negara yang umum dianggap sebagai negara demokrasi pertama pada tahun 508-507 SM. Cleisthenes disebut sebagai "bapak demokrasi Athena."
Demokrasi Athena berbentuk demokrasi langsung dan memiliki dua ciri utama: pemilihan acak warga biasa untuk mengisi jabatan administratif dan yudisial di pemerintahan, dan majelis legislatif yang terdiri dari semua warga Athena. Semua warga negara yang memenuhi ketentuan boleh berbicara dan memberi suara di majelis, sehingga tercipta hukum di negara-kota tersebut. Akan tetapi, kewarganegaraan Athena tidak mencakup wanita, budak, orang asing (μέτοικοι metoikoi), non-pemilik tanah, dan pria di bawah usia 20 tahun.[butuh rujukan]
Dari sekitar 200.000 sampai 400.000 penduduk Athena, 30.000 sampai 60.000 di antaranya merupakan warga negara.[butuh rujukan] Pengecualian sebagian besar penduduk dari kewarganegaraan sangat berkaitan dengan pemahaman tentang kewarganegaraan pada masa itu. Nyaris sepanjang zaman kuno, manfaat kewarganegaraan selalu terikat dengan kewajiban ikut serta dalam perang.[butuh rujukan]
Demokrasi Athena tidak hanya bersifat langsung dalam artian keputusan dibuat oleh majelis, tetapi juga sangat langsung dalam artian rakyat, melalui majelis, boule, dan pengadilan, mengendalikan seluruh proses politik dan sebagian besar warga negara terus terlibat dalam urusan publik. Meski hak-hak individu tidak dijamin oleh konstitusi Athena dalam arti modern (bangsa Yunani kuno tidak punya kata untuk menyebut "hak"), penduduk Athena menikmati kebebasan tidak dengan menentang pemerintah, tetapi dengan tinggal di sebuah kota yang tidak dikuasai kekuatan lain dan menahan diri untuk tidak tunduk pada perintah orang lain.
Pemungutan suara kisaran pertama dilakukan di Sparta pada 700 SM. Apella merupakan majelis rakyat yang diadakan sekali sebulan. Di Apella, penduduk Sparta memilih pemimpin dan melakukan pemungutan suara dengan cara pemungutan suara kisaran dan berteriak. Setiap warga negara pria berusia 30 tahun boleh ikut serta. Aristoteles menyebut hal ini "kekanak-kanakan", berbeda dengan pemakaian kotak suara batu layaknya warga Athena. Tetapi Sparta memakai cara ini karena kesederhanaannya dan mencegah pemungutan bias, pembelian suara, atau kecurangan yang mendominasi pemilihan-pemilihan demokratis pertama.
Meski Republik Romawi berkontribusi banyak terhadap berbagai aspek demokrasi, hanya sebagian kecil orang Romawi yang memiliki hak suara dalam pemilihan wakil rakyat. Suara kaum berkuasa ditambah-tambahi melalui sistem gerrymandering, sehingga kebanyakan pejabat tinggi, termasuk anggota Senat, berasal dari keluarga-keluarga kaya dan ningrat. However, many notable exceptions did occur.[butuh rujukan] Republik Romawi juga merupakan pemerintahan pertama di dunia Barat yang negara-bangsanya berbentuk Republik, meski demokrasinya tidak menonjol. Bangsa Romawi menciptakan konsep klasik dan karya-karya dari zaman Yunani kuno terus dilindungi.Selain itu, model pemerintahan Romawi menginspirasi para pemikir politik pada abad-abad selanjutnya, dan negara-negara demokrasi perwakilan modern cenderung meniru model Romawi, bukan Yunani, karena Romawi adalah negara yang kekuasaan agungnya dipegang rakyat dan perwakilan terpilih yang telah memilih atau mencalonkan seorang pemimpin. Demokrasi perwakilan adalah bentuk demokrasi yang rakyatnya memilih perwakilan yang kemudian memberi suara terhadap sejumlah inisiatif kebijakan, berbeda dengan demokrasi langsung yang rakyatnya memberi suara terhadap inisiatif kebijakan secara langsung.


Negara

Negara-negara berikut dikategorikan sebagai demokrasi penuh oleh Democracy Index pada tahun 2011:[39]
Democracy Index memasukkan 53 negara di kategori berikutnya, demokrasi tidak sempurna: Argentina, Benin, Botswana, Brasil, Bulgaria, Tanjung Verde, Chili, Kolombia, Kroasia, Siprus, Republik Dominika, El Salvador, Estonia, Perancis, Ghana, Yunani, Guyana, Hongaria, Indonesia, India, Israel, Italia, Jamaika, Latvia, Lesotho, Lituania, Makedonia, Malaysia, Mali, Meksiko, Moldova, Mongolia, Montenegro, Namibia, Panama, Papua Nugini, Paraguay, Peru, Filipina, Polandia, Portugal, Rumania, Serbia, Slowakia, Slovenia, Afrika Selatan, Sri Lanka, Suriname, Taiwan, Thailand, Timor-Leste, Trinidad dan Tobago, Zambia

Bentuk-bentuk demokrasi

Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan.

Demokrasi langsung

Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi di mana setiap rakyat memberikan suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan. Dalam sistem ini, setiap rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh langsung terhadap keadaan politik yang terjadi. Sistem demokrasi langsung digunakan pada masa awal terbentuknya demokrasi di Athena di mana ketika terdapat suatu permasalahan yang harus diselesaikan, seluruh rakyat berkumpul untuk membahasnya. Di era modern sistem ini menjadi tidak praktis karena umumnya populasi suatu negara cukup besar dan mengumpulkan seluruh rakyat dalam satu forum merupakan hal yang sulit. Selain itu, sistem ini menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat sedangkan rakyat modern cenderung tidak memiliki waktu untuk mempelajari semua permasalahan politik negara.

Demokrasi perwakilan

Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.

Jenis demokrasi berdasarkan prioritas

Jenis-jenis demokrasi berdasarkan yang dijadikan prioritas atau titik perhatian:
  • Demokrasi Material
  • Demokrasi Formal
  • Demokrasi Campuran

Prinsip-prinsip demokrasi

Rakyat dapat secara bebas menyampaikan aspirasinya dalam kebijakan politik dan sosial.
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi". Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:

Asas pokok demokrasi

Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu:
  • Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil; dan
  • Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.
Ciri-ciri pemerintahan demokratis Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:
  • Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
  • Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat (warga negara).
  • Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
  • Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat penegakan hukum
  • Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
  • Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
  • Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.
  • Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
  • Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan sebagainya).
 Sumber: Wikipedia

- Copyright © -B - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -